Sabtu, 27 Juni 2015

Mengenal Gagak Winangsih, Lambang Indramayu Zaman Dulu

Mungkin sebagian masyarakat Indramayu masih banyak yang belum mengenal apa itu Gagak Winangsih. Tetapi ada juga yang sudah mengenal Gagak Winangsih karena sudah ada tugunya yang berdiri megah di jalur Pantura tepatnya Desa Sumuradem Kecamatan Sukra Indramayu. Selain itu ada juga yang sudah menggunakan stiker atau pin Gagak Winangsih yang kini mulai dijual di pasaran. 

Tugu Gagak Winangsih yang berdiri kokoh di Jalur Pantura tersebut terbuat dari tembaga dan besi sebagai kerangkanya. Patung ini berukuran sekitar lebar 5 meter dan tinggi sekitar 3 sampai 4 meter, menggunakan bahan tembaga dengan ketebalan 1 mm.
Gagak Winangsih merupakan simbol atau lambang Pemerintahan Dermayu atau Indramayu pada zaman dulu. Lambang tersebut digunakan sebagai lambang dari suatau daerah yakni Dermayu saat itu masih menjadi Kademangan atau Padukuhan Cimanuk kurang lebih pada tahun 1750-an. 
Lambang ini sudah digunakan sejak Kademangan Dermayu yang waktu itu dipimpin oleh Raden Arya Wiralodra III. Lambang Gagak Winangsih ini terdiri dari seekor burung Gagak dan dibelakangnya ada Cakra Udaksana senjata pusaka Indramayu dan tombak. 
Burung Gagak merupakan burung yang gigih, oleh karena itu Gagak mempunyai makna Sebagai kegigihan masyarakat pesisir yang hidup dan menciptakan peradaban di Muara Sungai Cimanuk. Sementara Gagak Winangsih diartikan Kebanggaan serta simbol wibawa, keberanian, hasrat dan kemauan yang dilakoni dengan semangat, cinta dan kasih sayang. Demikian diungkap Sadewo kepada kami. 
Selain itu Gagak Winangsih juga menjadi simbol dedikasi dan tanggungjawab 'Wong Dermayu' atau orang Indramayu dalam bekerja dan berkarya. Seperti keinginan leluhur Indramayu yang telah menciptakan lambang Pemerintahan dan negerinya sebagai penanda bahwa 'Dermayu' atau Indramayu telah menjadi pedukuhan yang akan dikenal dan terkenal ke seluruh dunia. 
 
Sumber : bloggermangga.com


Sabtu, 23 Mei 2015

Koleksi Foto Jembatan Kereta Jatibarang - Indramayu




Sabtu, 13 Juni 2009

Indramayu Tempo Doeloe I







Sejarah Indramayu

Sejarah Kabupaten Indramayu
Sejarah putra Tumenggung Gagak Singalodra dari Bengelen Jawa Tengah bernama Raden Wiralodra yang mempunyai garis keturunan Majapahit dan Pajajaran, dalam tapa baratanya di kaki Gunung Sumbing mendapat wangsit.

"Hai Wiralodra apabila engkau ingin berbahagia berketurunan di kemudian hari, pergilah kearah matahari terbenam dan carilah lembah Sungai Cimanuk. Manakala telah disana, berhentilah dan tebanglah belukar secukupnya untuk mendirikan pedukuhan dan menetaplah disana. Kelak tempat itu akan menjadi subur dan makmur serta tujuh turunanmu akan memerintah disana". Demikianlah bunyi wangsit itu.

R. Wiralodra ditemani Ki Tinggil dan berbekal senjata Cakra Undaksana. Tokoh-tokoh lain dengan pendiri pedukuhan dimaksud adalah Nyi Endang Darma yang cantik dan sakti, Aria Kemuning putra Ki Gede Lurah Agung yang diangkat putra oleh Putri Ong Tien istri Sunan Gunung Jati. Ki Buyut Sidum / Kidang Pananjung seorang pahlawan Panakawan Sri Baduga dari Pajajaran, Pangeran Guru, seorang pangeran dari Palembang yang mengajarkan Kanuragan dengan 24 muridnya.

Pedukuhan tersebut berkembang dan diberi nama "Darma Ayu" oleh R. Wiralodra yang diambil dari nama seorang wanita yang dikagumi karena kecantikan dan tkesaktiannya "Nyi Endang Darma", serta dapat diartikan "Kewajiaban Yang Utama" atau "Tugas Suci".

Pedukuhan Cimanuk yang diberi nama "Darma Ayu" yang kemudian berubah menjadi "Indramayu", setelah terbebas dari kekuasaan Pajajaran pada tahun 1527, diproklamirkan berdirinya oleh R. Wiralodra pada hari Jum'at Kliwon tanggal 1 Muharram 934H atau 1 Sura 1449 dan jatuh pada tanggal 7 Oktober 1527. Titimangsa tersebut resmi sebagai Hari Jadi Indramayu.

Setelah 1527, Daerah Indramayu terbagi dalam tiga propinsi meliputi :

Propinsi Singapura, meliputi sebelah timur sampai Sungai Kamal.
Propinsi Rajagaluh, meliputi daerah tengah sampai Jati tujuh.
Propinsi Sumedang, meliputi bagian barat sampai Kandanghaur.

Tahun 1681, mulai dikuasai kompeni.

Zaman pemerintahan Daenles (1806 - 1811) daerah sebelah barat sungai Cimanuk dimasukan dalam prefektur Cirebon Utara. Pada masa ini berada dalam kekuasaan kerajaan Demak. Tahun 1546 menjadi bagian kesultanan Cirebon.

Tahun 1615 sebelah timur Sungai Cimanuk menjadi bagian keultanan Cirebon dan bagian baratnya ermasuk dalam wilayah kerajaan Mataram.

Tahun 1681, mulai dikuasai kompeni. Zaman pemerintahan Daenles (1806 - 1811) daerah sebelah barat sungai Cimanuk dimasukan dalam prefektur Cirebon Utara. Pada zaman kompeni menjadi ajang masuk pertempuran segitiga antara kompeni, Mataran dan Banten. Tahun 1706, Indramayu jatuh kedalam kekuasaan kompeni Belanda seluruhnya seperti halnya dengan daerah-daerah lain, Indramayu mempunyai perjalanan yang sama berada dalam kekuasaan penjajahan.(*)


sumber: jabar.go.id



 
Copyright 2010 Indramayu Tempo Doeloe. All rights reserved.
Themes by Bonard Alfin l Home Recording l Blogger Template